Undangan Terbuka Panggung Bebas “Mengebiri KPK, Menyingkirkan dengan TWK”

Oleh : Gusti Iqra Ibrahim, Muhammad Musa Aminullah, dan Indah S.

(FEB Undip 30/5/21) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) mengadakan diskusi terbuka yang mengusung tema “Mengebiri KPK, Menyingkirkan dengan TWK” melalui platform Zoom Meeting dan siaran langsung dari Youtube BEM Undip pada pukul 19.15 WIB. Acara diskusi terbuka diselenggarakan dalam rangka kasus pelemahan KPK berupa dinonaktifkannya sejumlah anggota KPK. Diskusi ini mengundang Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D. selaku akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Muhamad Azhar, S.H. LMM. selaku akademisi Fakultas Hukum, beberapa Ketua BEM fakultas di Undip, dan civitas akademi lainnya.

Panggung Bebas membuka kesempatan bagi seluruh civitas akademika Universitas Diponegoro untuk tampil pada acara tersebut. Berbagai jenis penampilan disajikan untuk menarik perhatian publik serta menyuarakan berbagai permasalahan pelemahan KPK pada umumnya, serta permasalahan TWK dalam alih kepegawaian KPK pada khususnya.

Permasalahan KPK tempo hari ini bermula pada 17 Oktober 2019, UU KPK hasil revisi secara resmi diundangkan menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU 19/2019). Selain berbagai masalah dalam pembentukannya, UU 19/2019 juga memiliki sejumlah permasalahan materiil yang berpotensi melemahkan KPK. Misalnya dihapusnya ketentuan pimpinan KPK sebagai penyidik dan penuntut umum, independensi KPK, hingga SP3 KPK. Lebih lanjut lagi mengenai asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang diselenggarakan oleh KPK.

Diskusi dimulai dengan pembukaan oleh Chiko dan Ana Liana selaku Master of Ceremony (MC). Kemudian dilanjutkan dengan kuliah Umum yang disampaikan oleh Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D. dengan judul “Reformasi dikebiri”. Diawali dengan memaparkan realitas pelemahan KPK yang pada dasarnya merupakan pelemahan reformasi. “Pelemahan KPK satu refleksi pelemahan tidak hanya pada KPK tapi reformasi itu sendiri. Dihancurkan kekuatannya, yang KPK itu merupakan produk terbaik dari reformasi,” ujarnya.

Dilanjutkan dengan beberapa pemaparan atau orasi dari perwakilan BEM setiap fakultas diantaranya, Muhammad Abdullah Anas selaku Ketua BEM FT, Rifqi Naufal Rizqullah selaku Ketua BEM FH, dan perwakilan lainnya. Aliansi Undip Peduli KPK yang terdiri dari organisasi mahasiswa dan akademisi di lingkungan Universitas Diponegoro membaca “Rilis Sikap” yang dibacakan oleh M. Chorry Firdaus selaku Ketua BEM Undip Universitas Diponegoro sebagai acara inti dari Panggung Bebas. Pertama, dengan mendesak Presiden Joko Widodo untuk menyatakan pemberhentian pegawai KPK tidak sah dan alih status pegawai berjalan secara otomatis dan administratif sesuai putusan MK, serta menerbitkan Perpu yang mencabut UU 19/2019 sehingga kembali ke UU 30/2002. Kedua, dengan menolak hasil TWK yang berdampak pada pemberhentian 51 pegawai KPK dan pembinaan terhadap 24 pegawai KPK. Ketiga, meminta Ketua KPK untuk membatalkan SK Pimpinan KPK 652/2021 karena bertentangan dengan Putusan MK Nomor 70/PUU-XVII/2019 dan memuat pertanyaan-pertanyaan yang privat, seksis, diskriminatif, dan di luar konteks wawasan kebangsaan yang terang melanggar hak asasi manusia. Terakhir, mengajak seluruh masyarakat untuk melawan dan menolak segala bentuk pelemahan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Acara terakhir, penyampaian pernyataan sikap oleh Muhamad Azhar. “Pada 17 Oktober 2019, revisi KPK yang memadamkan sifat independensi KPK. Kemudian pernyataan sikap yang setidaknya ada empat poin, yaitu tahap perencanaan tidak ada perencanaan di proleknas Pasal 45 No. 1, kemudian tahap penyususnan KPK tidak mengetahui pasti kandungan yang ada, tahap pembahasan tidak terpenuhi korum setengah anggota rapat, serta tahap pengesahan tidak terpenuhi korum”, ujarnya. Diskusi ini diakhiri dengan kesimpulan acara oleh MC.

Belajar Bisnis bersama Edy Prasetyo di Entrepreneur Class 2

Oleh: Luvita D

(Undip 29/05) – Berbisnis diprediksi akan menjadi salah satu kegiatan yang dapat diandalkan untuk menghadapi kehidupan di masa kini. Oleh karena itulah, Himpunan Mahasiswa Teknik Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Himaskom FT Undip) menyelenggarakan sebuah webinar bertajuk Entrepreneur Class 2 dengan materi how to create a business plan from your techno-socio business idea. Webinar ini mengundang Edy Fajar Prasetyo, founder dari @mudajagousaha.id, sebagai pemateri untuk mengupas secara singkat namun padat dan sederhana tentang bagaimana cara membuat strategi dan memulai bisnis.

Webinar dimulai dengan pembukaan dan berdoa bersama yang dipimpin oleh master of ceremony (MC), Muhammad Bagas Maulana. Kemudian dilanjut dengan pembacaan CV pemateri, sebagai sarana mengenal pemateri, dan pemaparan materi, langsung oleh Edy Fajar Prasetyo pribadi. Webinar ini dimulai pada pukul 15.40 hingga 17.10 WIB. Peserta yang hadir tercatat mencapai 65 orang.

Selama pemaparannya, Edy, nama panggilan Edy Fajar Prasetyo, kerap menekankan bahwa dalam berbisnis, ada masa di mana perlu merencanakan dan ada pula masa di mana perlu mengeksekusi. Edy sempat menyatakan bahwa gagal dalam merencanakan sama artinya dengan merencanakan kegagalan. Karena itulah, dalam membuat perencanaan bisnis harus betul-betul serius. Namun, Edy pun mengutarakan bahwa tidak baik pula apabila terlalu lama bergumul dengan planning hingga menunggu sempurna. “Jangan kelamaan dan jangan juga terburu-buru. Biarkan jalan, sambil jalan (sambil) disempurnakan,” papar Edy.

Kepada peserta, Edy menyampaikan lima perilaku/kegiatan yang perlu dilakukan apabila ingin menjadi seorang pebisnis yang baik. Perilaku/kegiatan tersebut adalah Kutu Kupret (kudu tentu pelajarin dan riset), Tumor (temukan mentor), Kuman Aktif (temukan aksi kreatif), Kasi Jakun (kolaborasi jadi kunci), dan Hak Paten (harus kudu persisten).

Poin lain yang Edy sampaikan dalam webinar ini adalah ketika ingin terjun ke dunia bisnis, seseorang harus sebisa mungkin melihat peluang yang ada di masyarakat. Sesulit apapun keadaannya. Edy mengutip sebuah kutipan yang menyatakan, “When the why is big enough, the how is easy.” Dari kutipan tersebut, Edy juga berpesan agar seseorang yang ingin terjun ke dunia bisnis perlu memiliki niat dan tujuan yang kuat. Dengan kemampuan-kemampuan tersebut, seseorang diperkirakan akan sukses untuk bertahan di dunia perbisnisan.

Dari sesi pemaparan materi, acara berlanjut pada sesi diskusi dan tanya jawab, sesi pemberian plakat dan dokumentasi, serta akhirnya sesi penutupan. Sebagai kalimat terakhir sebelum webinar selesai, Edy sempat mengutarakan, “Teruslah berkarya meski banyak yang mencerca. Ubah sengsara jadi sejahtera. Ubah terpaan jadi masa depan! Kesuksesan hidup berawal dari kegigihan, bukan keluhan.”

Kampung Hati Mizan Edisi Palestina “Membasuh Luka Palestina yang Terlupa”

Oleh: Indah

UNDIP (23/5) – MIZAN sebagai salah satu organisasi keagaamaan Islam di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) telah menyelenggarakan Webinar Nasional Kampung Hati Mizan Edisi Palestina pada tanggal 23 Mei 2021 melalui platform Zoom Meeting. Webinar kali ini mengusung tema besar “Membasuh Luka Palestina yang Terlupa” dan membahas secara rinci topik tentang konflik Palestina dan Israel. Tujuan dari diadakannya acara ini yaitu untuk membangkitkan semangat masyarakat Indonesia terutama pemuda dalam menyikapi hal tersebut serta langkah apa yang bisa dilakukan. Acara ini menghadirkan pembicara ahli di bidangnya, yaitu Ustadz Hussein Gaza selaku Director International Networking for Humanitarian dan Aktivis Kemanusiaan Palestina. Jalannya acara dipandu oleh Zayd sebagai master of ceremony (MC) dan moderator.

Acara ini juga bekerjasama dengan KSEI, HMEI, INSANI, dan LDF se-Undip. Pertama, webinar ini dibuka oleh pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Hilmy Faishal Anwar. Kemudian, dilanjutkan pemberian sambutan oleh Nur Alfayn Fathan Qarieba selaku Mas’ul INSANI 2021. Dilanjutkan oleh Muhammad Fakhri Fadhillah selaku Mas’ul MIZAN 2021.

Acara selanjutnya, langsung pemaparan materi yang disampaikan oleh Ustadz Hussein Gaza. Belakangan ini sedang terjadi perang yang terjadi antara Palestina dan Israel, sehingga menimbulkan teror dan trauma tersendiri untuk masyarakat. Pada hakikatnya, seluruh negara di dunia terjajah oleh Israel kecuali Gaza. Hal ini bisa dibuktikan dengan nyata, jika dilihat hanya Gaza yang mampu memberikan tindakan fisik yang sama terhadap perlakuan Israel sebagai bentuk balasan. Sebagaimana diketahui Israel memiliki kekuatan militer dan senjata yang cukup baik dan tinggi dari negara lainnya. Pembahasan yang diberikan mengenai kedamaian dan kehidupan masyarakat di Gaza.

Kemudian, dilanjutkan pada sesi tanya jawab. Berkaitan dengan peran nyata PBB yang telah dilakukan dalam menyikapi hal tersebut. “PBB merupakan salah organisasi dengan Israel yang memiliki peran dalam pendiriannya. PBB hanya menuliskan agenda di negara-negara kolonial. Sikap PBB tetap dibutuhkan dan dihormati, meski pada dasarnya sudah menurun harapan masyarakat terhadap PBB”, jelas Ustadz Hussein. Lalu, Gaza sudah tidak ada serangan lagi, peristiwa itu hanya berupa bentrokan yang berasal di masjidil aqsa. Sikap masyarakat Palestina hanya melakukan balasan yang sesuai dengan perlindungan diri.

Lalu, pertanyaan selanjutnya terkait dengan apakah benar kemerdekaan Palestina merupakan pertanda kiamat dunia. “Dalam sebuah hadist telah dijelaskan bahwa kiamat sudah dekat sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW. Jadi, jangan terlalu fokus akan satu hal saja”, jelas Ustadz Hussein. Kemudian, pertanyaan terkait dengan sudah cukup kah sesama muslim di luar Gaza, Palestina hanya memberikan bantuan logistik saja. Sebagaimana jika dilihat kita diharuskan untuk mengusir penjajah non-muslim yang ada disana. “Menurut Nabi Muhammad SAW, bisa memberikan logistik atau berupa hadiah. Hal ini lebih menekankan untuk memberikan sesuatu yang berharga untuk mendapatkan sesama pahala” jelas Ustadz Hussein.

Acara terakhir pemberian penutupan oleh pembicara. “Jangan pernah berhenti. Yakinlah ketika kita berjuang, kita memang akan merasa lelah, tapi jejak perjuangan kita akan menjadi kenangan yang abadi” ujar Ustadz Hussein. Dilanjutkan dengan doa penutup dan sesi foto bersama.

Sekolah Pasar Modal 2021: Be The Great Investor and Let The Capital Works

Oleh: Alam Suprobo

(FEB Undip 22/3) – Telah dilaksanakan Sekolah Pasar Modal (SPM) yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip). Event tahunan yang diselenggarakan oleh KSPM ini mengusung tema “Be The Great Investor and Let The Capital Works”. SPM merupakan salah satu rangkaian Diponegoro Capital Market Days (DCMD) 2021. Acara yang diselenggarakan melalui platform zoom ini dimulai pada pukul 08.40 WIB dan dihadiri juga oleh Hendrar Prihadi selaku Wali Kota Semarang. Tiga pembicara hebat dihadirkan dalam acara ini yaitu Akhmad Nuryanto (Trainer KP BEI Jawa Tengah I), Rendy Yudistira (Senior Educator PT Philip Sekuritas Indonesia), dan Frisca Devi Choirina (Co-Founder Ngertisaham). Dilangsungkannya acara ini bertujuan untuk mengedukasi peserta yang hadir agar berani berinvestasi di pasar modal melalui pembekalan materi yang disampaikan oleh ketiga pembicara. Tidak hanya mahasiwa Undip saja yang menghadiri acara ini melainkan juga ada mahasiswa dari berbagai universitas, kemudian ada juga dosen. Jadi acara ini bukan hanya ditujukan kepada mahasiswa Undip saja melainkan dari berbagai elemen yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai investasi di pasar modal.

Pemaparan materi yang pertama disampaikan oleh Akhmad Nuryanto, di mana pemateri telah menjelaskan secara rinci mengenai definisi dari investasi, dan dasar-dasar pasar modal sehingga diharapkan dapat membuka pandangan peserta sebelum lanjut ke sesi berikutnya. Di akhir pemaparan materinya beliau memberikan tips melihat performa perusahaan agar mampu berinvestasi secara tepat kemudian disambung sesi tanya jawab. Pada sesi tanya jawab salah satu pertanyaan yang diajukan yaitu alasan dari adanya aturan auto reject atas investasi. Walaupun sedikit terkendala jaringan akhirnya Yanto (sapaan akrabnya) memberikan jawaban bahwasannya adanya aturan auto reject digunakan untuk keamanan investasi sehingga investor dapat terlindungi. Pemateri kedua yaitu Rendy Yudistira yang menyampaikan materi mengenai analisa teknikal. Di awal penyampaiannya beliau mengatakan, “Analisa teknikal digunakan untuk trading, trading artinya yaitu berdagang saham dalam jangka waktu yang bisa dibilang pendek”. Analisa ini juga digunakan untuk menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Analisa teknikal ini sendiri adalah analisa pergerakan harga kedepan. Dalam menganalisa pergerakan harga data yang digunakan adalah data harga masa lalu dan juga data volume masa lalu. Data harga kaitannya dengan data historis dari harga yang sudah terbentuk sebelumnya sementara data volume berkaitan dengan volume perdagangan yang terbentuk sebelumnya. Rendy juga menjelaskan asumsi dalam analisa teknikal (dow theory) yaitu market action discounts everything, price moves and in trends, dan history repeat itself. Setelah pemaparan materi selesai dilanjutkan sesi tanya jawab di mana peserta SPM sangat antusias sekali dalam bertanya.

Pemaparan materi yang ketiga disampaikan oleh Frisca Devi Choirina mengenai “Pentingnya Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal”. Return (cuan) yang optimal akan didapatkan apabila bisa menggabungkan analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal identik dengan investasi jangka pendek sementara analisis fundamental identik dengan investasi jangka panjang. Belajar analisis fundamental digunakan untuk mengetahui alasan mengapa membeli saham suatu perusahaan, bisa berdasarkan kinerja yang bagus, dan lainnya. Sementara analisis teknikal membantu menentukan kapan waktu yang tepat untuk bisa mengoptimalkan return. Mince (sapaan akrabnya) menyampaikan, “Namanya aja pasar modal bukan pasar cuan jadi fokus kita lebih baik apa? Belajar manajemen resiko dan mengumpulkan modal, cuan itu anggep aja bonus pasti ngikut dengan sendirinya kalau kita udah punya modal yang kuat dan ilmu untuk memanajemen resiko tersebut”. Di akhir penyampaian materi Mince memberikan kalimat yang sangat bagus yaitu berani untung berani rugi juga. Sesi tanya jawab berlangsung sangat seru karena antusias peserta cukup tinggi akan tetapi karena waktu yang terbatas akhirnya dicukupkan. Setelah penyampaian materi dari ketiga pembicara selesai. Acara ini diakhiri dengan sesi kuis berhadiah sampai akhirnya ditutup oleh master of ceremony (MC).

Memaknai Kebangkitan Nasional Bangsa Indonesia

Oleh : Banindhia Shalfa Aisyahadani

Hari Kebangkitan Nasional setiap tahunnya selalu diperingati pada tanggal 20 Mei. Tujuan dari diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional adalah untuk mengenang awal pergerakan pemuda di Indonesia. Selain itu, Hari Kebangkitan Nasional, atau yang biasa kita sebut sebagai Harkitnas ini diperingati bertepatan dengan berdirinya organisasi Budi Oetomo, yaitu pada 20 Mei 1908.

Pada awalnya, Boedi Oetomo merupakan sebuah organisasi yang didirikan akibat adanya kebijakan politik etis yang dicanangkan oleh van Deventer pada masa Belanda. Politik etis adalah pemikiran bahwasanya pemerintah kolonial Hindia Belanda memiliki tanggung jawab secara moral kepada pribumi yang telah membantu mereka mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Dalam perancangannya, politik etis ini memiliki tiga program utama atau trias politika, yang berfokus pada irigasi, emigrasi, dan edukasi. Organisasi Boedi Oetomo sendiri merupakan perwujudan dari salah satu program tersebut, yaitu edukasi, yang kemudian didirikan oleh Sutomo dan sejumlah mahasiswa STOVIA, sekolah kedokteran Jawa yang menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Boedi Oetomo memiliki peran yang cukup penting dalam mempersatukan rakyat Indonesia sebagai upaya untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Organisasi Boedi Oetomo ini menjadi pelopor organisasi pergerakan nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sehingga dijadikan landasan penetapan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Kebangkitan nasional memiliki makna atau arti yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia. Kebangkitan nasional merupakan titik awal mula bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Selain itu, ini juga menjadi titik munculnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa kebangkitan nasional ini ditandai dengan terjadinya dua peristiwa penting, yaitu berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Kebangkitan nasional merupakan tonggak awal mula persatuan seluruh pemuda yang bersumpah atas nama Indonesia. Para pemuda Indonesia mengaku bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia. Indonesia merupakan satu kesatuan yang sama sekali tidak mengacuhkan adanya perbedaan suku, agama, ras, dan budaya. Kebangkitan nasional memberi isyarat bahwa para pendiri bangsa Indonesia ini menjadikan keberagaman yang ada sebagai salah satu kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan bermodalkan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan, akhirnya bangsa Indonesia mampu mengusir penjajah dan mengantarkan rakyat Indonesia ke gerbang kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Tujuan diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional tiap tahunnya adalah untuk memelihara, menumbuhkan, dan menguatkan semangat gotong-royong kita sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan Indonesia. Selain itu, tujuan diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional ini adalah untuk mengenang kembali bagaimana semangat perjuangan bangsa Indonesia pada zaman dahulu. Dalam pelaksanaannya di masa sekarang, Hari Kebangkitan Nasional ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi bangsa Indonesia untuk terus meningkatkan semangat nasionalisme dalam mengisi kemerdekaan.

Di masa kini, adanya peringatan Hari Kebangkitan Nasional diharapkan dapat menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang unggul dalam segala hal. Dengan begitu, bangsa Indonesia dapat mewujudkan pembangunan nasional yang optimal serta maksimal. Terlaksananya pembangunan yang optimal ini tentu menjadi harapan besar agar kelak negara ini dapat mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia sesuai dengan salah satu tujuan didirikannya negara Indonesia seperti yang telah tertuang dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum. Pembangunan tersebut tentunya perlu dibersamai dengan semangat nasionalisme yang diharapkan terus meningkat setiap tahunnya. Namun, perlu diingat juga bahwa jangan sampai jiwa nasionalisme yang dimiliki alih-alih justru membuat masyarakat Indonesia menjadi ultranasionalis dan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan disintegrasi bangsa.

Makna diperingatinya Hari Kebangkitan Nasional ini sebaiknya tidak dilihat hanya sebatas ritual untuk melakukan upacara rutin setiap tahunnya saja, melainkan setiap warga negara Indonesia diharapkan mampu membuktikan diri mereka melalui karya yang bisa mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Seluruh bagian dari bangsa Indonesia hendaknya saling mengisi kemerdekaan dengan cara mempererat persatuan dan kesatuan yang akan menjadi landasan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang dilaksanakan tiap tahunnya, generasi penerus bangsa juga diharapkan dapat melanjutkan makna dan semangat kebangsaan yang telah diawali oleh para pendahulu bangsa. Sehingga generasi penerus bangsa juga dapat mengembangkan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini maupun di masa depan. (lth)

Guest Lecture sebagai Rangkaian Dies Natalis FEB UNDIP ke-61

Oleh: Anya

Penandatanganan Letters of Intent secara online

FEB Undip (04/05) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) telah mengadakan acara Guest Lecture dalam rangka Dies Natalis FEB Undip ke-61. Acara ini berlangsung sejak pukul 08.30 sampai pukul 10.15 WIB dengan menggunakan media Zoom Meeting. Guest lecturer pada acara ini merupakan Prof. Paul Cheung yang merupakan direktur Asia Competitiveness Institute (ACI) dan juga merupakan profesor Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS).

Acara ini mulai dibuka oleh Master of Ceremony (MC) sekitar pukul 09.00 WIB dengan kata sambutan. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta pengisian form attendance bagi para peserta acara ini. Setelah itu, MC mempersilakan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro yaitu Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. untuk memberikan pidato pembuka untuk acara ini.

Masuk ke agenda acara selanjutnya yaitu penandatanganan kesepakatan atau Letter of Intent (LoI) antara Universitas Diponegoro dan Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Dalam penandatanganan letter of intent yang dilakukan secara online ini, Universitas Diponegoro direpresentasikan oleh Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. Sedangkan National University of Singapore direpresentasikan atau diwakili oleh Prof. Paul Cheung. Setelah selesai dalam sesi online signing ceremony kesepakatan (Letter of Intent) kedua instansi, acara memasuki agenda utama yaitu kuliah umum bersama Prof. Paul Cheung. Kuliah umum ini mengusung topik “Measuring Competitiveness in The Field of Human Resources: Asia Competitiveness Institute Approach”. MC memberikan kendali kepada moderator dalam sesi kuliah umum. Moderator pada sesi kuliah umum ini adalah Dr. Jaka Aminata, S.E., M.A yang merupakan dosen FEB Undip dan koordinator International Office, FEB Undip.

Dalam topik pembahasan “Human Resource, Economic Competitiveness, and Regional Development” yang dibawakan oleh Prof. Cheung, dapat didapatkan salah satu inti atau pokok pembahasannya adalah pentingnya pengembangan human resource dalam kemajuan ekonomi. Pekerjaan di masa mendatang pada Revolusi Industri 4.0 akan memiliki tingkat otomasi yang lebih tinggi, digitalisasi, skill-intensive dengan mobilitas pekerjaan yang tinggi. Maka, penting bagi Indonesia khususnya sebagai salah satu negara dengan populasi yang besar di dunia yang merupakan potensi besar ini, untuk meningkatkan kualitas human resources-nya dalam rangka memajukan perekonomian bangsa.

Dalam kuliah ini, Prof. Cheung  membahas tentang penilaian daya saing human resource di Indonesia dalam perspektif sub-nasional, dalam penilaian ini digunakan ACI Competitiveness Framework. Dalam assessment ini secara spesifik menyoroti Provinsi Jawa Tengah dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Secara singkat, hasil peringkat daya saing secara keseluruhan adalah peringkat 3. Dalam aspek finansial, bisnis, dan kondisi tenaga kerja (manpower condition), Jawa Tengah berada di peringkat ke-3 dan dalam aspek kualitas kehidupan dan infrastruktur berada pada posisi ke-6.

Mengatur sumber daya manusia dalam rangka mendukung Making Indonesia 4.0, pemerintah Indonesia merilis Making Indonesia 4.0 Roadmap atau peta jalan terintegrasi untuk mengimplementasikan  strategi dalam memasuki era Industri 4.0 di Indonesia. Hal ini dilakukan pemerintah supaya Indonesia memiliki daya saing yang tinggi secara global dan tidak tertinggal negara lainnya. Selain itu, perlunya untuk merevitalisasi sektor industri di Indonesia, memanfaatkan digital leap, serta pentingnya menyadari bahwa populasi penduduk terbesar ke-4 di dunia merupakan aset bangsa yang sangat perlu untuk dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik. Dalam hal ini, perlu disadari bahwa human resources adalah elemen penting yang berperan dalam Making Indonesia 4.0 atau bahkan bagi perekonomian secara makro.

Hingga pada sesi tanya jawab, antusiasme peserta kuliah umum dalam rangka Dies Natalis FEB Undip ke-61 ini nampak dengan banyaknya pertanyaan menarik yang ditujukan untuk Prof. Cheung selaku guest lecturer. Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga berhasil memancing jawaban dan pembahasan yang menarik. Setelah sesi tanya jawab usai, acara ditutup oleh pembawa acara dan selesai sekitar pukul 10.15 WIB.

Psychopreneur: Menilik Dunia Kewirausahaan dengan Kacamata Psikologi

Oleh: Putri Nurmalia dan Indah Sulistyo

UNDIP (2/5) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Psikologi Universitas Diponegoro telah menyelenggarakan Webinar Nasional Psychopreneur “Menyelami Dunia Entrepreneur dengan Kacamata Psikologi” pada tanggal 2 Mei 2021. Webinar kali ini mengusung tema besar “Create a Business, Choose Your Happiness” dan membahas secara rinci topik tentang kewirausahaan dan hubungannya dengan psikologi manusia. Tujuan dari diadakannya acara ini yaitu untuk membangkitkan semangat para pengusaha muda yang baru berencana merintis bisnisnya. Acara ini menghadirkan pembicara ahli di bidangnya masing-masing, yaitu dosen Fakultas Psikologi Undip, Audrey Maximilian selaku Co-Founder Riliv, dan Mirja Rijal Auladi selaku Marketing Shopee Indonesia. Jalannya acara dipandu oleh Dinda Nabilah dan Salma Dienhaq sebagai moderator.

Memulai Usaha dalam Sudut Pandang Psikologi

Materi pertama diisi oleh Unika Prihatsanti, S.Psi., M.A., yang merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.  Materi yang disampaikan oleh Unika berfokus tentang peran psikologi dalam  sebuah usaha dan manfaat psikologi dalam usaha. Unika menyampaikan bahwa saat ini menjadi seorang wirausaha merupakan sebuah tren profesi baru di kalangan anak muda. Ia selanjutnya memaparkan bahwa peran psikologi dalam dunia usaha yaitu pelaku usaha dapat lebih memahami dan memberdayakan konsumen sebagai aset dalam memproduksi barang yang bisa mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli barang. Setiap konsumen memiliki value atau nilai tersendiri, apakah itu di harga atau gengsinya yang pada gilirannya mempengaruhi keputusan konsumen tersebut dalam membeli suatu barang/jasa. Psikologi dapat membantu pelaku usaha dalam mengetahui kebutuhan konsumen dan karakteristik pelaku usaha dalam menjalankan suatu usaha. Menurut Unika, karakteristik suatu wirausahawan yang paling utama dan penting yaitu sifat pantang menyerah karena jika tidak mempunyai kegigihan maka kita akan mudah menyerah sebelum waktuya kita sukses. Dalam konteks perusahaan rintisan (start up), psikologi memandang bahwa jika kita ingin berwirausaha atau berbisnis kita harus memulai usaha yang dekat dengan kita atau kita sukai. Kita harus pintar mengeksplorasi sesuatu dan tahu dengan betul apa kebutuhan masyarakat saat ini.

Start-Up dalam Psikologi

Materi kedua, dimoderatori oleh Salma Dienhaq dengan pembicara Audrey Maximillian Herli selaku Co-Founder RILIV.CO. Topik yang dibawa di materi kedua ini membahas tentang usaha start-up RILIV.CO. RILIV merupakan suatu platform untuk memberikan solusi komprehensif nomor satu di Indonesia untuk mengukur, memantau, dan meningkatkan kesehatan mental melalui aplikasi online. RILIV memberikan bentuan untuk healing dengan meditasi dan berbagi masalah yang dimiliki dengan adanya fitur konseling. Akhirnya, konsumen akan langsung berhubungan dengan pihak psikolog yang profesional sesuai dengan kemampuannya. Kedua, adanya fitur hening yang digunakan untuk relaksasi atau menenangkan diri dengan meditasi di mana pun dan kapan pun. Lalu, ada konten-konten jurnal yang sebagian besar berhubungan dengan kesehatan mental dan meditasi yang bisa membantu seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, terdapat juga layanan untuk para karyawan untuk membantu dalam bekerja. Platform ini sampai sekarang telah membantu kurang lebih 400.000 masyarakat di Indonesia

Membranding suatu Produk

Materi ketiga disampaikan oleh Mirja Rijal Auladi selaku Marketing Shopee Indonesia, masih dipandu oleh Salma Dienhaq. Topik yang dibicarakan berupa “Product Branding”. Membangun bisnis tidak hanya bertujuan untung uang saja, tetapi juga memberikan sebuah solusi bagi setiap pihak. Product branding adalah penggunaan nama, istilah, simbol, atau desain untuk memberikan identitas yang unik pada produk di pasar. Product branding harus sesuai dengan perkembangan waktu dan objek pasar yang dituju, sesuai dengan trend marketing milenial jika saat ini. Hal yang perlu diperhatikan berupa konten yang akan ditayangkan, personalisasi, tingkat partisipasi konsumen, serta brand puspose.

Kesimpulan

Pelajaran yang bisa diambil dari start-up RILIV.CO adalah idea is chap, menjadikan start-up yang dibuat adalah sebuah investasi di masa depan, serta be enthusiastic. Perlunya bersosialisasi dengan orang lain. Dapat dikutip dari Maxi, “Membangun start-up tidak hanya membangun bisnis, tetapi juga menciptakan solusi”. Dalam memulai start-up, bisa melihat objek pasar yang akan dituju. Sehingga apa yang akan diperjualbelikan akan sesuai dengan target pasar dan memiliki produk branding yang sesuai.

Kupas Tuntas Magang dan Karir bersama LPM OPINI

Oleh : Annisa Pratiwi R.

(UNDIP 1/5) – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) OPINI dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (FISIP UNDIP) telah menyelenggarakan web seminar dengan tema “Beyond Internship and Work”. Seminar ini mengupas topik seputar magang dan dunia kerja, serta tips and tricks dari dua pembicara hebat, yaitu Bryan Gunawan, VP of People Lemonilo dan Efrilia Wahyu Nur R., Associate Product Marketing Manager Traveloka. Seminar dibuka dengan sambutan hangat dari pemimpin LPM OPINI, Nur Laily Mucharomah dan jalannya acara juga dipandu oleh Rahma Kurniasari selaku moderator.

Internship : to Lead The Ship, Not be The Sheep

Materi pertama diisi oleh pembicara Bryan Gunawan. Selain menjadi VP of People, beliau juga menjadi HR Leader & Communication Coach. Materi yang dibawakannya ini berfokus pada magang dan bagaimana seseorang harus menjadi pemimpin, bukan hanya menjadi pengikut. Bryan memimpin seminar dengan banyak berinteraksi dengan para partisipan, melontarkan berbagai pertanyaan dan memancing bermacam-macam jawaban dari peserta seminar. Berbagai pembahasan seputar magang pun juga dikulik, mulai dari konsep magang itu sendiri hingga kepentingan untuk magang. Tidak lupa pula, sebagai pihak dari Lemonilo, tentu Bryan juga mengenalkan nilai-nilai dari Lemonilo yang patut ditanamkan, yaitu “Serving Others, be Great at What You Do, Do What is Right”. Mulai dari mimpi sederhana untuk menciptakan makanan sehat, Lemonilo kini memiliki titik penjualan lebih dari 100.000 di Indonesia. Selain mengenalkan tentang konsep magang, Bryan juga memberikan tips menghadapi interview kerja dan tips seputar penyusunan Curriculum Vitae (CV) dan Application Letter yang baik.

Persiapan Karir setelah Lulus Kuliah

Sesi materi kedua dibawakan oleh Efrilia Wahyu, yang saat ini menjabat sebagai Associate Product Marketing Manager Traveloka. Materi persiapan karir yang dibawakan oleh Efrilia ini dibuka dengan membahas mengenai pentingnya memiliki pemikiran berkembang. Pemikiran yang melihat suatu kegagalan sebagai ruang untuk tumbuh dan bagaimana seorang individu harus mempersiapkan dan mengembangkan dirinya. “In everything we do in life, it always requires a process. The process can be very long by cultivating growth mindset. Including when we face a failure. Its also a learning process”, pesan Efrilia. Tidak jauh berbeda dengan pembicara sebelumnya, Efrilia juga berbagi mengenai pengalaman-pengalamannya dalam berkarir dan juga memberikan tips seputar penyusunan CV yang menarik, bagaimana membangun profil LinkedIn, hingga tips untuk mendapatkan relasi kerja yang luas.

Antusiasme para peserta sangat terasa selama seminar berlangsung. Berbagai pertanyaan dilontarkan saat sesi tanya jawab, hingga waktu yang diberikan panitia pun dirasa tidak cukup untuk menampung semua pertanyaan para peserta. Seminar di akhir dengan sesi foto bersama peserta dan juga pembicara yang hadir.

Talks Today: Membongkar Berbagai Mitos dalam Kasus Kekerasan Seksual

Reporter : Annisa P.R. dan Fitri W.

(UNDIP 30/4) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro telah melangsungkan sebuah acara Talks Today dengan mengusung tema “Kilas Balik Kekerasan Seksual serta Langkah Solutif Terkait Pencegahan dan Penanganannya”. Kekerasan seksual dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menguasai atau tindakan manipulasi kepada orang lain untuk memaksanya terlibat dalam aktivitas seksual baik secara lisan maupun perbuatan yang tidak dikehendaki. Saat ini, ada lebih dari 400.000 kekerasan seksual yang dilaporkan kepada Komnas Perempuan, artinya Indonesia sangat darurat kekerasan seksual. Hanya beberapa kasus yang mendapatkan penyelesaian secara optimal. Acara ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai kekerasan seksual yang terjadi dan mampu secara bersama-sama memberikan sikap secara nyata dalam melawannya agar tidak terulang kembali. Tiga perempuan inspiratif hadir sebagai pembicara pada acara tersebut, diantaranya ada Raini Maryke Hutabarat, selaku Komisioner Komnas Perempuan, dan Asfinawati, Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, serta Abigail Manumpil, Ketua Girl Up Semarang. Keseluruhan acara dipandu oleh Astrid Karina, sebagai moderator dan tidak lupa dibuka dengan sambutan dari Ketua BEM UNDIP tahun 2021, M. Chory Firdaus.

Kekerasan Seksual dari Masa ke Masa

Raini Hutabarat, sebagai pembicara pertama, memaparkan materi mengenai “Sejarah Perlawanan Perempuan Indonesia Terhadap Kekerasan Seksual”. Topik ini menyoroti kekerasan seksual perempuan dari masa ke masa dalam konteks sebuah konfliks, mulai dari era penjajahan bangsa Indonesia hingga era politik sekarang. Pada masa penjajahan oleh Jepang, pemerkosaan dan penyiksaan seksual dilakukan sebagai alat intimidasi terhadap penduduk, terutama perempuan, untuk dijadikan “target” dalam konfliks sosial dan perang. Penyangkalan pada rape culture telah dilakukan sejak dahulu bahkan hingga saat ini masih sering terjadi, banyak kecenderungan untuk menyalahkan korban kekerasan seksual, alih-alih menyalahkan para pelakunya. Mirisnya, kerap kali para korban kekerasan seksual disalahkan perihal masalah pakaian yang dikenakan. Pada masa penjajahan Jepang, para perempuan direkrut paksa untuk menjadi pekerja seks, dikenal dengan istilah Jugun Ianfu. Pada tragedi Mei 1998, terjadi pemerkosaan massal etnis Tionghoa. Seharusnya sudah menjadi tanggung jawab negara untuk penanganan kasus kekerasan seksual sebagai pelanggaran HAM, khususnya dengan memenuhi keadilan restoratif terhadap korban, memenuhi hak-hak korban, pemulihan, restitusi, dan dana kompensasi agar korban dapat melanjutkan masa depannya dengan lebih baik. Ada pun untuk memutus kekerasan seksual di lingkungan lembaga pendidikan yang dapat dilakukan civitas akademika, diantaranya dengan mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, mengeluarkan Mekanisme Pencegahan, Penanganan, dan Pemulihan Korban Kekerasan untuk menghapus rape culture di lingkungan kampus, serta kebijakan lain berupa pengajuan Pakta Integritas dalam organisasi intra kampus, pegawai, dan tenaga pengajar.

Mitos Wanita dalam Kekerasan Seksual maupun Gerakan Sosial

Kemudian, dilanjutkan oleh pembicara kedua yaitu Asfinawati. Diawal pemaparannya, Asfina mencoba mengingatkan audience kepada salah satu sosok inspiratif wanita yakni Marsinah. Tidak hanya itu, Asfina juga membongkar berbagai mitos perempuan dalam kasus kekerasan seksual maupun gerakan sosial yang selama ini telah beredar di masyarakat. Kasus kekerasan seksual yang beredar saat ini justru titik fokusnya bukan pada korban yang dianggap menarik, hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus di mana korban sudah dikategorikan sebagai lansia. Bahkan fakta mengejutkan, terdapat deretan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum polisi. Asfina menganggap kejadian tersebut sebagai bentuk kekosongan hukum di Indonesia.

Masih berbicara tentang kekerasan seksual, Abigail sebagai pembicara ketiga menekankan pada arti kekerasan seksual itu sendiri, yang saat ini sebagian orang masih menyalah artikan istilah tersebut. “Kekerasan seksual merupakan setiap tindakan seksual, usaha melakukan tindakan seksual, komentar atau menyarankan untuk berperilaku seksual yang tidak disengaja ataupun sebaliknya, tindakan pelanggaran untuk melakukan hubungan seksual dengan paksaan kepada seseorang,” papar Abigail. Selain itu, Abigail juga menyoroti apa saja dampak bagi korban dan berbagai tindakan yang dapat kita lakukan baik dari sisi korban atau penyintas ataupun teman. Setelah pemaparan dari ketiga pembicara, berikutnya adalah sesi diskusi yang dipimpin langsung oleh moderator. Diskusi kali ini lebih banyak membahas terkait isu-isu maupun bagaimana tindakan yang harus kita lakukan baik sebagai teman ataupun masyarakat biasa terhadap korban kekerasan seksual.